Hari minggu 28 Juni 2009.
Hari itu, tetanggaku yang rumahnya tepat berada di samping rumahku, sedekahan. Selamatan-lah. Dia baru saja diterima menjadi PNS, anak pertamanya baru lahir dan baru menempati rumah, yang alhamdulillah telah menjadi miliknya --setelah selama ini dia sewa. What a great "karunia dari Allah". Patutlah ia bersyukur dengan mengadakan perhelatan "sederhana". Persiapan pun dimulai sejak seminggu lalu. dan sebagai tetangga yang berusaha menjadi "tetanggaku idolaku" aku pun ikut "meramaikan". Meski tak turun 100% persen, tetap sajalah kita bantu2. Yah, meskinpun bukan panitia, aku menjadikan tupoksi "sebagai tetangga" untuk sekedar ikut angkat2 kursi, membului ayam, dan kerja remeh temeh lainnya. Menjelang tiga hari terakhir, sebelum hari H, tanggal 28 itu, kesibukan pun terus meningkat, seiring pekerjaan yang semakin banyak...
Cukup cerita ini kita potong, karena bukan itu yang hendak kubagikan...
Begini, hari itu kan tepat diselenggarakannya Final Piala Copa Indonesia Tahun 2009, yang mempertemukan juara tahun lalu Sriwijaya FC- Palembang, dengan juara ISL tahun 2009, Persipura Jayapura. Nah disinilah hubungannya cerita pertama tadi. Hari itu pasti semua warga Sumsel, pastinya berharap Sriwijaya FC alias SFC, bisa juara. Termasuk kami dong, panitia sedekahan, yang telah cape bekerja. Berharap akan ada suguhan menarik dari kedua kesebelasan.
Dan tampaknya harapan itu mulai tumbuh, ketika pertandingan memperebutkan tempat ketiga, antara Deltras melawan Persijap. Kedua kesebelasan menunjukkan hasrat menang yang besar. Saling serang, saling mengancam. Pokoke serulah...
Para panitia yang capekpun, bersegera membubarkan diri, demi menyaksikan grand final. Suguhan awal yang atraktif, menjanjikan pertandingan yang seru. Ribuan Penggemar SFC memadati Gelora Jaka Baring. Berharap ada "great beatle" antara sang penguasa bola di republik ini. Dua tim yang diisi pemain "besar" berkarakter.
Babak Pertama.........
Saling serang, SFC mendominasi walaupun kurang tenang. Persipura sibuk bertahan dengan serangan balik berbahaya. Bek SFC pun dibuat pontang-panting. Baru dua menit main Nasuha kena kartu kuning, menyusul Kayamba, kemudian Toni Sucipto di dua menit terakhir. Untung Ferry masih sigap, gawang SFC aman. Kedua tim gagal mencetak gol di babak ini.
Babak kedua....
Masih seperti babak pertama, tapi Obiora berhasil mencetak gol, ketika pertandingan baru berlangsung di 10 menit pertama....setelah itu --lima menit kemudian, pertandingan yang asik, seru dan menegangkan itu berubah menjadi petaka....kecewa, dongkol, ringam, ge-nyek, sayang, benci entah apalagi, caci maki mungkin... apa pasal?
Pemain Persipura mogok main setelah merasa wasit berat sebelah...
Penonton -- yang untunglah tidak rusuh --membanggakan sekali warga Sumsel-- menunggu hingga satu jam lebih, sebelum akhirnya SFC dinyatakan menang WO...
Ternyata, Persipura tidak mau main lagi, mereka kecewa dengan keputusan wasit Purwanto. Mereka merasa ditindas wasit, karena pelanggaran yang dilakukan SFC tidak ditindak oleh wasit. itu kata mereka.
So semua berakhir begitu saja....
Selesai, SFC menang.....
Andai ada kebesaran hati dari pemain Persipura, melanjutkan permainan, hasilnya belum tentu SFC menang, bisa jadi mereka yang kampiun. Kesalahan wasit --yang notabene manusia--harusnya bisa diterima. Toh, SFC-pun tak akan puas dengan hasil ini. Hanya memang peraturan harus ditegakkan. Tim yang tak mau main, otomatis WO...!!!
Banyak di negeri yang bolanya sudah mapan, masih terkandung kesalahan...so sayang sekali, ketika "berbesar hati" itu juga tak juga menghampiri malam itu...
Monday, June 29, 2009
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment